PADANG – Sedikitnya 350 ribu lahan kritis di Sumatera Barat (Sumbar) berhasil disulap menjadi lahan pertanian produktif. Selain untuk komoditas pangan pokok, lahan tersebut ditanami berbagai macam buah-buahan dan hortikultura lainnya.
Demikian dikatakan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno saat menyampaikan sambutan pada acara Seminar Nasional “Optimalisasi Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015″ di Padang, Senin (21/10/2013).
Menurut Irwan, lahan-lahan tadah hujan dengan dibuatkan irigasi maupun embung, kini mampu dua kali panen dalam setahun. Bahkan ada yang 2,5 kali panen dalam setahun. Lahan-lahan tadah hujan semacam itu jumlahnya mencapai puluhan ribu hektar, ujar Gubernur.
Selain itu hingga saat ini sudah 230 ribu hektar lahan kritis yang disulap menjadi lahan perkebunan baik buah-buahan maupun hortikultura lainnya.
“Kami menargetkan Sumbar bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri namun bisa mengekspor pangan dan buah-buahan ke mancanegara,” ujar Irwan.
Selain lahan kritis, upaya mencapai ketahanan pangan juga dilakukan dengan pemanfaatan lahan-lahan pekarangan untuk ditanami aneka jenis sayuran, buah, maupun umbi-umbian. Para ibu rumah tangga terbukti mampu berperan aktif menambah pendapatan keluarga sekaligus meningkatkan ketahanan pangan keluarga, tutur Irwan.
“Kami juga menggalakkan ternak, dimana ada program 1 petani 1 sapi agar mereka punya penghasilan tambahan,” papar Gubernur.
Dampak dari upaya penguatan ketahanan pangan tersebut juga berpengaruh pada upaya penurunan angka kemiskinan di Sumbar. Setiap tahun angka kemiskinan turun sebesar 1% dan kini tinggal 8,02% jumlah penduduk miskin di Sumbar.
“Kami menargetkan angka kemiskinan turun 4-5% per tahun,” pungkas Irwan. (LES)*tajuk.co